Kisah 1
Seorang
ibu melototi nilai matematika anaknya. Sang anak tertunduk di depan
ibunya. Yuk kita intip berapa sech nilai anak itu. Wow…wow…, ternyata
anak itu mendapatkan nilai bebek alias dua.
“Kemaren kan
ibu sudah ngajarin kamu. Kok masih aja dapat nilai segini. Bodoh banget
sech kamu.” Sang ibu mulai meluncurkan serangan nuklirnya.
“Maaf bu, aku lupa rumusnya.”
“lupa
– lupa, jangan banyak alasan. Mulai hari ini, ibu nggak mau liat kamu
maen. Kamu mesti belajar.” Kata sang ibu dengan ketus. “Jangan hanya
main pingpong aja.”
Kisah 2
Seorang anak kepergok sama mamanya sedang melukis. Wajah sang bunda menguratkan kekesalan.
“Sudah
berapa kali mama tegaskah, jangan mengambar lagi.” Kata mamanya berapi –
api. “Gambar apa ini.” Ibu itu menarik kanvas yang tidak lagi berwarna
putih, dari tangan anaknya.
“Mama, jangan mama.” Anak itu memcoba mempertahankan lukisannya.
“Gambar apa ini? Jelek.” Ibu menghina karya anaknya.
“Itu lukisan abstrak, ma.”
“Jangan sok pintar deh. Dikelas aja nilai kamu jelek semua.”
Kisah 3
Seorang
anak dan ibunya sedang berjalan – jalan di mall. Langkah kedua ibu dan
anak itu terhenti di depan sebuah toko yang menjual peralatan music.
“Bunda, kita liat yuk.” Kata sang anak seraya menarik tangan Bundanya.
Bunda
itu mengikuti langkah anaknya. Mereka berdiri menyaksikan pertunjukan
gratis dari seorang customer yang hendak membeli sebuah biola.
Setelah
customer itu berlalu, sang anak mengambil salah satu biola, dan memcoba
memainkan biola tersebut. Anak itu memainkan instrument biola seperti
yang baru dia dengar.
“Nak, sejak kapan kamu bisa memainkan biola?” Tanya sang ibu yang terkejut melihat keahlian yang di miliki anaknya.
“Aku hanya mengikuti apa yang di lakukan kakak tadi.” Jawab anak itu dengan polosnya.
Sang bunda tersebut langsung memeluk putranya itu. “Kamu mau belajar biola?”
Tiga
kisah di atas menjadi pelajaran bagi kita. Ya kebanyakan orang tua
memang tak menyadari betapa cerdasnya anak mereka. Tapi hanya karena
nggak bisa matematika, seorang anak di cap bodoh oleh orang tuanya.
Semua
anak itu memiliki kecerdasan yang berbeda – beda. Kebayang nggak bila
seluruh anak di dunia ini pandai matematika. Lah siapa donk yang bakalan
jadi pelukis, penari, atau pun petani. Nggak ada. Makanya Tuhan
nyiptakan kita dengan kelebihan masing – masing.
Apa saja sech jenis – jenis kecerdasan?
Secara umum, menurut Prof. Howard Gardner dari Harvard University, kecerdasan dapat di bagi menjadi 8 bagian. Yaitu…..
- Kecerdasan Linguistic (Word Smart)
Kecerdasan
linguistic ini merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan
verbal. Orang yang memiliki kecerdasan linguistic ini, umumnya jago
nulis, membaca, berbicara, dan berdebat. Lah kayak Obama, sang President
U.S yang ke-44 ini jago banget kalo berdebat dan berbicara, bikin orang
yang mendengarnya terpesona dengan kemampuannya.
- Kecerdasan Logika Matematika (Number Smart)
Dari
kata Number Smart, kita pasti dapat menebak kalo kecerdasan ini
berhubungan dengan kemampuan seseorang menguasai angka – angka,
pengenalan pola, dan bermain dengan argument yang logis. Suka pada
keteraturan, ketepatan, suka menghitung, mencatat, memecahkan masalah,
dan maniak computer. Nah, biasanya kecerdasan ini di miliki oleh para
ilmuwan, matematikawan, fisikawan, astronaut, akuntan, dan ahli
computer.
Kalo
begitu para Hacker juga termasuk orang yang memiliki kecerdasan ini.
Wah, pantas aja mereka hebat – hebat, seperti Kevin Mitnick yang walau
termasuk dalam ‘America’s Most Wanted Hacker’ tetap aja hebat.
- Kecerdasan Spasial (Picture Smart)
Kecerdasan
spasial adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk berpikir secara “meruang” atau menciptakan dan meyusun kembali
suatu citra atau situasi tertentu. Orang yang memiliki kecerdasan ini
ahli dalam menggambar dan merancang ruang. Intinya cerdas pada hal yang
menyangkut bidang ‘seni rupa’. Biasanya kecerdasan ini di miliki oleh
arsitek, pelukis, pematung, dan designer. Ya seperti anak dalam kisah 2
diatas. Wah dia hebat dong, masih kecil udah bisa bikin lukisan abstrak.
- Kecerdasan Musical (Music Smart)
Yup,
benar. Kecerdasan musical adalah kecerdasan yang berhubungan dengan
kemampuan seseorang menciptakan suatu irama atau music, dan juga
mengingat melodi music. Kemampuan ini tentu saja di miliki oleh para
Musisi, disc jockey diva, dan orang yang berkecipung dalam dunia music.
Wah berarti anak dalam kisah 3 memiliki kecerdasan ini. Kalo dia terus
belajar, pasti bisa ngalahi Mozart.
- Kecerdasan Kinestetikal (Body Smart)
Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang mengerakkan tubuh. Nah kecerdasan ini di bagi menjadi 2.
Pertama,
kemampuan yang berkaitan dengan aktifitas fisik. Ya seperti atlet,
penari, seniman, pantonim, actor (memiliki kecerdasan seluruh tubuh)
Kedua, kecerdasan kinestetik parsial. Contohnya, montir, tukang kayu, tukang batu, dan penjahit.
- Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Kecerdasan
interpersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan
seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kecerdasan
interpersonal mencakup kemampuan ‘membaca orang’ (misalnya untuk menilai
seseorang dalam dalam beberapa detik, kemampuan berteman dan kemampuan
bergaul.
- Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Kecerdasan
intrapersonal ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memahami
dirinya sendiri. Kecerdasan ini untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan
yang ada dalam diri masing – masing orang. Orang yang memiliki
kecerdasan ini mampu merenungkan dirinya dan kemudian mengekspresikan
dirinya secara kuat. Kecerdasan pribadi ini biasanya dimiliki para
konselor, terapis, dan professional yang bekerja dengan emosi, dan
motivasi pribadi.
- Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)
Kecerdasan
naturalis adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk mengenali hewan dan tumbuhan yang ada di alam, mengenali polanya,
dan mengelompokkannya dalam golongan tertentu. Kecerdasan ini di
butuhkan oleh para ahli biologi, penjaga hutan, dokter hewan, dan
hortikulturis.
Selain ke-8 jenis kecerdasan di atas, Gardner
menambahkan beberapa macam kecerdasan lagi, yaitu kecerdasan spiritual
(rohaniwan), seperti yang dimiliki para ulama, pendeta, biksu. Dan
kecerdasan eksistensial (filsuf) seperti yang di miliki Plato.
So, udah pada tau kan
setiap anak itu cerdas dan memiliki kemampuan yang luar biasa jika
terus di asah. So jangan pernah mengatakan kata ‘BODOH’ pada anak –
anak.
-->
IQ, EQ, & SQ Pada Anak
Kita
sudah membahas jenis – jenis kecerdasan. Disana dikata setiap anak
memiliki satu jenis kecerdasan. Namun anak yang di katakan cerdas jika
memiliki kecerdasan intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual
(SQ).
Biar kita lebih mengerti, yuk kita cari tau apa sech IQ, EQ, dan SQ.
- Cerdas secara intelektual (IQ)
Tingkat
kecerdasan seorang anak yang di tentukan secara metodik oleh IQ atau
Intelligent Quotient, yang memengang peranan penting untuk suksesnya
seorang anak dalam belajar. Menurut penyelidikan IQ atau data tangkap
seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun.
Secara dini untuk menentukan IQ seseorang adalah pada saat ia mulai pandai berkata – kata. Ada
hubungan langsung antara kesanggupan bahasa si-anak dengan IQ-nya.
Apabila seseorang anak dengan IQ tinggi mulai masuk sekolah, dengan
segera penguasaan bahasa (kata – kata)-nya semakin tinggi dan banyak
pula.
Rumus kecerdasan secara umum atau IQ itu adalah sebagai berikut :
Usia mental anak X 100 = IQ
Usia sesungguhnya
Dengan tingkat – tingkat kecerdasan yang berbeda :
Genius ………….hampir – hampir…………….diatas 140
Sangat Super …………………………………120 – 140
Super ………………………………………....110 – 120
Normal ………………………………………...90 – 110
Bodoh ………………………………………… 80 – 90
Perbatasan ……………………………………. 70 – 80
Moron (Dungu) ……………………………….. 50 – 70
Imbecile ………………………………………. 25 – 50
Idiot …………………………………………… 0 – 25
Usia mental biasanya di tentukan dengan suatu serial test, dan test yang paling terkenal adalah test dari Stanford Binet.
Namun jangan berkecil hati dulu kalo punya IQ yang tidak begitu tinggi.
Karena sebuah penelitian yang di lakukan oleh David Goleman
mengungkapkan, IQ bukanlah segalanya. Buktinya dalam kurun waktu 50 -100
tahun terakhir, orang yang sukses adalah orang yang IQ-nya nggak begitu
tinggi. Bahkan banyak orang yang IQ-nya tinggi , namun setelah dewasa
bekerja pada orang yang IQ-nya biasa – biasa saja. MENGAPA? Karena IQ
hanyalah sebagian kecil dari manusia. Factor lain yang juga mendukung
kecerdasan seseorang seperti, EQ, dan SQ (seperti yang saya tulis di
atas).
- Cerdas Secara Emosional (EQ)
Apa
sech kepanjangan dari EQ? Yeah, exactly! Kepajangan EQ adalah Emotional
Quotient, yang merupakan keterampilan untuk mengenali dan mengelola
emosi diri sendiri maupun orang lain. Goleman bilang ‘kecerdasan
emosional adalah kemampuan lebih yang di miliki seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan
emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan
kecerdasan emosional tersebut, seseorang dapat menempatkan emosi pada
waktu yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Apa
saja sech yang termasuk kecerdasan emosional? Mau tau? Kecerdasan
Emosional itu meliputi pengendalian diri, semangat (spirit), dan
ketekunan, tak lupa pula kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan
mampu bertahan menghadapi permasalahan, kesanggupan mengendalikan
dorongan hati dan emosi, tidak melebih – lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, untuk membaca perasaan terdalam seseorang (empati), dan
kemampuan menyelesaikan konflik serta memiliki kemampuan memimpin.
Manusia
yang memiliki EQ yang baik, akan mampu menyelesaikan permasalahan dan
tentu saja bertanggung jawab pada apa pun yang dipikulnya. Selain itu EQ
mempermudah seseorang untuk bersosialisasi (bergaul), mampu membuat
keputusan yang manusiawi, dan berpegang penuh pada komitmen. So, karena
itu orang yang EQ-nya bagus mampu mengerjakan apapun dengan lebih baik.
Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berrti
kemungkinan besar akan berhasil dalam segala bentuk kehidupan.
So EQ yang baik akan menciptakan seseorang menjadi pribadi yang menyenangkan, cerdas dan intelek.
- Kecerdasan Secara Spiritual (SQ)
SQ
atau Spiritual Quotient adalah kecerdasan yang dapat diartikan sebagai
kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan makna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna di bandingkan yang lain.
Menurut Dosen Psikologi UGM, Drs. Subandi, MA, menyatakan orang yang memiliki kecerdasan tinggi biasanya memiliki ciri – ciri, sebagai berikut ;
1. Kemampuan menghayati keberadaan Tuhan.
2. Memahami diri secara utuh dalam dimensi ruang dan waktu.
3. Memahami hakikat di balik realitas.
4. Menemukan hakikat diri.
5. Tidak terkukung egosentrisme.
6. Memiliki rasa cinta.
7. Memiliki kepekaan batin.
8. Mencapai pengalaman spiritual.
Anak
– anak mungkin saja memiliki kecerdasan IQ, EQ, dan SQ yang baik. Nah
untuk mengwujudkannya orang tua serta lingkungan di mana anak – anak itu
berada harus membimbing anak – anak. Dengan begitu masa depan yang
cerah sudah tentu menanti mereka. Don’t give up to easy...