Tidak selamanya puasa berjalan lancar. Terkadang godaan
dan cobaan silih berganti datang dan mendekat. Diantara cobaan yang
berat adalah ketika datang nafsu bersetubuh yang amat sangat. Padahal
magrib masih lama datang. Jikalau memang tidak terhindarkan lagi, maka
tebusan dari kesalahan itu haruslah segera disediakan. kejadian serupa
pernah tergambar dalam satu hadits riwayat Abu Hurairah ra.
أبي هريرة رضي الله
عنه قال { بينما نحن جلوس عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ جاءه رجل . فقال
: يا رسول الله ، هلكت . قال : ما أهلكك ؟ قال : وقعت على امرأتي ، وأنا
صائم - وفي رواية : أصبت أهلي في رمضان - فقال رسول الله صلى الله عليه
وسلم : هل تجد رقبة تعتقها ؟ قال : لا . قال : فهل تستطيع أن تصوم شهرين
متتابعين ؟ قال : لا . قال : فهل تجد إطعام ستين مسكينا ؟ قال : لا . قال :
فمكث النبي صلى الله عليه وسلم فبينا نحن على ذلك أتي النبي صلى الله عليه
وسلم بعرق فيه تمر - والعرق : المكتل - قال : أين السائل ؟ قال : أنا .
قال : خذ هذا ، فتصدق به . فقال الرجل : على أفقر مني : يا رسول الله ؟
فوالله ما بين لابتيها - يريد الحرتين - أهل بيت أفقر من أهل بيتي . فضحك
رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى بدت أنيابه . ثم قال : أطعمه أهلك }
Sebuah kisah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa pada
suatu saat ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW. seseorang
lelaki datang dan berkata,”wahai Rasulullah SAW! celakalah aku”.
Rasulullah SAW bertanya apa yang telah terjadi dengannya. Ia
menjawab,”aku melakukan hubungan badan dengan istriku padahal aku sedang
berpuasa”. Rasulullah SAW bertanya kepadanya,”dapatkah kamu (sebagai
hukumannya) membebaskan seorang budak?” ia menjawab tidak.Rasulullah SAW
bertanya,”dapatkah kamu puasa dua bulan penuh?” ia menjawab tidak.
“dapatkah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?” ia menjawab
tidak.
Nabi Muhammad Saw. termenung sejurus dan pada saat yang bersamaan
sekeranjang penuh kurma dibawa ke hadapannya. Nabi bertanya,” mana orang
yang bertanya tadi?” orang itu menjawab,”aku disini”. Nabi Muhammad
Saw. bersabda kepadanya, “bawalah ini dan sedekahkanlah”. Orang itu
berkata,”haruskah kusedekahkan kepada orang yang lebih miskin daripada
ku? Demi Allah, tidak ada keluarga di antara dua gunung ini (Madinah)
yang lebih miskin daripadaku”. Nabi Muhammad Saw. pun tersenyum hingga
tampak gigi serinya dan berkata,”berikanlah makanan ini kepada
keluargamu”.
Kaffarah (tebusan) bagi pelanggaran puasa yang berupa hubungan seks (jima’) ada tiga jenis. Ketiganya tidak bisa dipilih salah satu, tetapi harus dilakukan sesuai urutan. Pertama, memerdekakan budak. Kedua, puasa dua bulan berturut-turut. Dan ketiga memberi paket kepada 60 orang fakir miskin. Masing-masing 1 mud (60 ons) bahan makanan pokok.
Karena dalam konteks kekinian, sangsi yang pertama tidak mungkin
dilakukan, karena di zaman sekarang tidak ada lagi perbudakan. Maka
sangsi kedua harus dilaksanakan kecuali ada halangan yang dibenarkan
oleh syariat . Maka sangsi ketiga menjadi tebusan terakhir yaitu
memberikan 60 paket makanan pokok yang masing-masing seberat 60 ons.
Namun demikian, seringkali mereka yang mengerti hukum akan berusaha
menghindar dari ketiga jenis tebusan ini. Dengan cara membatalkan puasa
terlebih dahulu (baik dengan makan atau minum) sebelum melakukan
hubungan seks. Dengan harapan terhindar dari kaffarah ini.
Jangan disangka dengan cara begitu bisa lepas dari hukuman, bahkan
jika mengingat hadits riwayat Imam Turmudzi, Rasulullah saw bersabda
yang artinya “barangsiapa meninggalkan/membatalkan sehari puasa
Ramadhan tanpa alasan yang meringankan dan tidak pula karena sakit, maka
puasa sepanjang masa tidak cukup baginya.
Apakah anda akan bermain akal-akalan dengan hukum Allah? secerdik itukah? Bukankah dalam salah satu ayatnya ditegaskan bahwa wallahu khairul makiri.
Sumber : nu.or.id
Redaktur : Ulil Hadrawy